Cerpen-Kado untuk mama
Kado untuk
Mama
“Tok.. tok.. tok..” Terdengar suara ketukan
pintu. Ani yang saat itu pulang dari sekolah tidak sabar masuk ke rumah dan ingin
segera menikmati makan siang . Ia kembali lagi mengetuk pintu dengan keras. Seorang
wanita separuh baya terlihat tergesa gesa ingin segera membuka pintu itu.
“Ani, kenapa lesu begitu?”
“ Ani lapar ma” jawab Ani manja, wajah Ani
terlihat memelas membuat mama tak tega dengan keadaan anaknya itu.
“kalau begitu segeralah ganti baju dan cuci
tangan, ibu akan menyiapkan makan siang untukmu. Ani langsung bergegas ke kamar
dan berganti baju. Sebelum makan tak lupa ia cuci tangan terlebih dahulu.
Betapa senang hati Ani saat melihat masakan ibunya di meja makan. Ibu memasak
makanan kesukaan Ani yaitu ikan asin dan sayur lodeh. Ani duduk dan mengambil
nasi, sayur serta lauk.
“Uhuk.. uhuk” Ani tersedak.
“Hati hati Ani, kau ini selalu begitu Mama kan sudah bilang kalau makan jangan
terlalu keras. Pelan pelan saja” begitu perhatian Mama Ani. Membuat Ani sangat
menyayanginya Mamanya tersebut.
“Minumlah dahulu” Mama menyodorkan segelas air
putih.
Setelah kenyang Ani membantu Mamanya mencuci
piring dan kemudian mengerjakan PR biologi yang diberikan gurunya tadi di
sekolah. Saat menuju kamarnya dan melewati ruang tengah tak sengaja ia melihat
kalender di meja belajar kakaknya Ana. Terkejut ia saat melihat kalender itu.
Tanggal 15 April dilingkari oleh spidol warna biru. Ia teringat bahwa itu
adalah tanggal lahir Mama.
“Oh..aku hampir lupa sebentar lagi Mama berulang
tahun, Oh..betapa bodohnya aku tak teringat oleh hal ini” gumam Ani sambil
menepuk jidatnya dengan tangan.
“Tanggal 15 April adalah hari Sabtu. Sedang
sekarang tanggal 12. Aduh...apa yang harus aku lakukan” Ani terus mengeluh.
Tiba tiba ia teringat kakaknya Ana yang saat ini sedang meneruskan studynya di Solo. Ani
kemudian mengambil ponselnya dan menelepon kakaknya.
“Halo..Assalamualaikum”
“Waalaikum salam” Jawab Ani
“Maaf ya dek, kakak masih sibuk kalau mau
menelepon kakak nanti saja ya...” Kata
kak Ana “Yah..kak Ana, Ani ingin berbicara sesua...” tiba tiba telepon
terputus. Ani pun kesal karena kak Ana menutup teleponnya. Dan ketika Ani
meneleponnya kembali. Nomor kak Ana tidak aktif. Pasti Kak Ana mematikan
ponselnya. Ani bingung Ia masih berfikir kado apa yang ingin ia berikan pada
mamanya tercinta itu.
*****
Dua
hari berlalu tetapi Ani masih bingung tentang kado yang akan di berikan olehnya
pada saat ulang tahun Mamanya nanti.
“Sudah dua hari terlewati, tapi aku masih diam
saja tidak melakukan sesuatu dan besok adalah ulang tahun mama” Ia kelihatan
cemas, ia meremas remas tangannya. Dan mondar mandir di kamar. Tiba tiba mama
mengetuk pintu kamar Ani.
“Tok..Tok..Tok..Ani ayo makan malam dulu mama
nggak mau kamu sakit, ayo makan dari tadi siang kamu belum makan”
“Iya ma..Ani segera makan”
Kali ini ia benar benar bingung harus
melakukan apa. Ia terpaksa menuruti perintah mamanya untuk segera makan karena
tadi siang Ani juga belum makan memikirkan hal itu.
“Ayo duduk” tawar mama kepada Ani yang masih
kelihatan malas makan.
“Huft..iya” jawab Ani singkat.
“Ma..mama punya keinginan nggak?” tanya Ani
kemudian setelah beberapa menit membisu. Ia mencoba memancing mamanya. Benda
apa yang sekiranya mama ingin memilikinya.
“Kenapa kamu tiba tiba tanya seperti itu?”
“Ah..Mama ditanya kok ganti tanya”
“Ha..ha..bukan begitu, memangnya kenapa sich?”
“Nggak
apa apa Cuma pengen tahu aja, Mama itu pengen apa, mungkin benda atau
sesuatu lainnya”
“Hem..Sebenarnya sich Mama pengen....” Disaat
itu Mama menggantung kata katanya.
“Pengen apa sich Ma..?” Ani terlihat sangat
penasaran
“Mama pengen kamu cepet makan “
“Yah....Mama...” Wajah Ani lesu kembali. Satu
satunya cara untuk memancing Mama sudah gagal.
“Ha...ha..ha...jangan lesu begitu donk..” Mama
tertawa ringan.
Ani hanya dongkol melihat Mama tersenyum.
*****
Pagi
ini sial bagi Ani gara gara memikirkan kado untuk Mama ia terlambat bangun. Jam
menunjukkan pukul 06.30 menit. ani bergegas mandi dan berangkat sekolah.
“Ani sarapan dulu nak”
“Nggak ada waktu Ma..Ani berangkat dulu ya”
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
“Waalaikumsalam”
Ani
berangkat dengan berlari dan tergesa gesa.
Ia melirik jam yang melingkar di tangannya. “Pukul 06.45 menit aku harus
cepat, sebentar lagi bel masuk berbunyi”. Ani mempercepat langkahnya. Tepat
pukul 07.00 ia telah sampai di sekolah. Di kelas ia telah di nanti oleh kedua
sahabatnya.
“Kau ini lama sekali, ayo kita harus segera ke lapangan hari ini kan kau akan menerima penghargaan dari kepala sekolah”
“Kau ini lama sekali, ayo kita harus segera ke lapangan hari ini kan kau akan menerima penghargaan dari kepala sekolah”
“Aduh..aku lupa..ayo kita segera kesana”
Dilapangan, upacara telah dimulai. Anggota Paskibra telah
baris berjajar mengibarkan bendera.
Setelah itu, acara yang paling ditunggu tunggu. Penghargaan siswa berprestasi
yang akan diberikan oleh Kepala sekolah
kepada Ani.
“Hari ini saya sangat bangga dengan prestasi
yang telah diraih oleh siswi SMP Kusuma Bangsa” Sambut Pak Haryo selaku Kepala
sekolah membuka pidato.
“Berikan tepuk tangan yang meriah atas
prestasi dari Ani Budi Prajaya yang telah menjadi siswa berprestasi dan telah
membanggakan sekolah ini” Sambung Pak Haryo.
Gemuruh
suara tepuk tangan memenuhi lapangan. Ani yang mendengar hal itu bersyukur
sujud. Mulanya ia tak menyangka dengan prestasi yang ia raih pada lomba siswa
berprestasi satu bulan yang lalu.
“Kepada Ananda Ani Budi Prajaya kami persilahkan
maju kedepan”
Ani maju di depan lapangan dan menerima piagam
dan piala. Gemuruh tepuk tangan sekali
lagi masih terdengar. Ternyata semua siswa bangga dengan prestasi diraih oleh
teman mereka Ani.
***
Bel
pulang sekolah berbunyi. Anak anak seperti dimuntahkan dari ruang kelas. Ani
terlihat cemas, rupanya penghargaan yang ia terima tidak membuatnya lupa dengan
masalah semula, yaitu kado yang akan ia berikan oleh Mamanya. Di jalan ia hanya
menundukkan kepala, mencoba menghalau
sinar mentari yang teramat panas menyengat kulit dan wajahnya. Kemudian ia
teringat sesuatu. Ia menjadi semangat . Bergegas ia menuju rumahnya yang
tinggal beberapa meter lagi. Sesampai di rumah ia tak langsung berganti
pakaian.Dengan cepat ia mengeluarkan kotak kado dan kertas kertas kado. Sesuatu
yang amat berharga ia letakkan di dalam kotak itu dan kemudian dibungkusnya
dengan rapi. Setelah selesai, Ani tampak puas, tetapi ada satu hal yang
mengganjal di fikirannya. Apakah nanti Mama senang dengan kado yang ia berikan
padanya? Ah..ia terus bertanya dalam hati.
Malampun tiba,
seperti biasa jika Mama berulang tahun pasti Papa akan memberikan kejutan,
begitu pula sebaliknya. Dan pada malam itu, Papa memberikan sureprase party.
Malam ini lampu rumah terlihat padam. Mama kebingunagan mencari lilin, Mama
mengira bahwa lampu mati karena ada pemadaman pusat. Tetapi dugaan Mama salah,
papa yang telah siap dengan membawa kue dan dihiasi lilin cantik diatasnya datang
menghampiri Mama yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. Tiba tiba lampu menyala
dan papa datang dengan kue ulang tahun.
“Happy Birthday to you...Happy Birthday to
you...Happy Birthday happy Birthday Happy Birthday to you....” Papa mengakhiri
lagunya dengan indah. Membuat Mama senang dan tersenyum gembira.
“selamat ulang tahun Ma...” kataku berbarengan
dengan papa. Mama terseyum dan meniup lilinnya. Kemudian Papa mencium kening
Mama dengan mesra. Papapun memberikan kado untuk Mama. Dan Mama segera
membukanya. Sebuah Kalung mutiara indah. Mama tampak senang dengan kado yang
diberikan Papa. Kak Ana mengirimkan sesuatu untuk Mama karena Kak Ana tidak
bisa pulang, karena sebentar lagi ia
akan skripsi. Kado dari kak Ana adalah sebuah jam tangan indah. Dan aku yang
terakhir memberikan kado. Tanganku bergetar, dan jantungku berdetak sangat
kencang.
“Apa ini Ani?”
“Emm...Buka saja Ma..” jawab Ani gugup.
Perlahan Mama membuka kado dari Ani dan betapa terkejut Mama saat melihat isi dari kotak kado itu.
Mata mama berkaca kaca. Sebuah piagam beserta piala Ani dipegangnya dengan
penuh haru.
*****
Comments
Post a Comment